Website HKBP Distrik XXVIII DEBOSKAB

Konsultasi Millennial Lutheran Di Ruang Publik KN-LWF Di Hotel Dirga Cisarua Bogor Disambut Antusias

  • Ibadah Pembukaan Oleh Pdt Basa Hutabarat, M.Min Secretary Executive Komite National Lutheran World Federation in Indonesia ( Sek.Ex. KN-LWF di Indonesia )

 

Pertemuan Pemuda/i dari 13 Denominasi Gereja yang tergabung dalam Lutheran yang diselenggaran oleh Komite Nasional- Lutheran World Federation berjalan penuh dengan semangat persaudaraan, antusias dan penuh ceria. Kegiatan ini berlangsung selama 3 ( tiga )  hari pada Jumat-Minggu, 29-31 Maret 2019 di Hotel Dirga Cisarua Bogor. Ibadah pembukaan berlangsung pada 17.00 Wib dipimpin oleh Pdt Basa Hutabarat, M.Min sekaligus membuka Konsultasi Millennial tersebut. Pdt Basa Hutabarat, M.Min  dalam khotbahnya yang diambil dari Yeremia 29 :7 mengatakan setiap orang percaya lewat Nabi Yeremia agar mengusahakan kesejahteraan bukan kekayaan personal. Bukan kesejahteraan sendiri tetapi usahakanlah kesejahteraan kota. Tuhanlah yang berdaulat untuk memberkati usaha kita. Dan berdoalah untuk kota dimana kamu berada dengan demikian kota itu akan terberkati. Ini harus kita buat menjadi gaya hidup orang muda. Gereja juga kita doakan dimana kita berada dan melayani, dan mengusahakan yang terbaik  maka dengan demikian kita yakin gereja akan terberkati.  Sebagai generasi muda lutheran millineal patut mengusahakan kesejahteraan kota. Karena kesejahteraan kota juga adalah kesejahteraanmu. Tuhan mengutus pemuda-pemudi lutheran dimana kamu berada agar terus menerus mengusahakan yang terbaik untuk kesejahteraan, ucapnya.

Pdt Basa Hutabarat, M.Min ( Sekretaris Eksekutif Komite Nasional Lutheran World Federation – KN-LWF ) Membuka Konsultasi Millenial Lutheran di Ruang Publik, Jumat 29 Maret 2019 di Hotel Dirga Cisarua Bogor

Pada kesempatan awal tampil narasumber utama ( Keynote ) hadir Bapak Prof. Jimly Assiddigie ( Ketua Mahkamah Konstitusi RI Periode Pertama 2003 – 2008 ) menyampaikan topik ‘ Menghadirkan Ruang Publik Yang Adil dan Inklusif ‘. Bapak Jimly mengatakan bahwa kehidupan  millennial menghadapi dunia yang makin bebas yang bisa mendorong hidup shock society. Cara berfikir pendek dan komunikasi publik dalam medsos yang semakin semena-mena dan makin kasar serta keras. Komunikasi publik di ruang publik  bisa juga makin mengundang potensi masalah dan kebencian serta potensi negatif lainnya. Semua orang menikmati Kebebasan. Kebebasan itu bisa terjadi  terkait makin menimbulkan jurang  ekonomi antara penghasilan yang kaya dan yang miskin. Revolusi Industri kita pahami dalam 3 hal yakni liberty, egality, dan  fraternity.

Bapak Prof.Dr. Jimly Asshiddiqie ( Mantan Ketua MK RI 2003 – 2008 Memaparkan Sessi Topik : Menghadirkan Ruang Publik Yang Adil dan Inklusif

Kemampuan seseorang untuk mengambil manfaat kebebasan itu berbeda-beda. Maka secara alamiah kebebasan itu bisa menimbulkan ketimpangan, konflik, perpecahan, kebencian dan lain sebagainya. Maksudnya kita  menikmati kebebasan ( liberty) haruslah  juga menghadirkan keadilan ( egality ), dan diujung kebebasan itu harus menghadirkan persaudaraan ( fraternity ). Dalam konteks Indonesia komunikasi di ruang publik sudah kebablasan dan tidak terkontrol. Bisa memicu kebencian antar golongan, suku, ras dan agama. Kita ingin bebas tapi kita ingin juga damai atau rukun. Maka setiap aktifitas di ruang publik harus kita kontrol. Jadi dalam konteks Indonesia ini jadi repot karena terdiri dari pulau-pulau, agama yang berbeda, suku yang berbeda dan golongan yang berbeda. Maka kita memerlukan menggunakan komunikasi di ruang publik di tengah kebebasan ini dengan memahami 4 hal. Yaitu pertama harus kita pahami bahwa NKRI yang kita cinta ini tentunya mengandung pluralisme di tengah masyarakat. Yang kedua maka kita juga harus menggunakan tindakan yang sengaja yang inklusif saling terbuka satu sama lain saling pengertian. Ketiga kita harus memerlukan universalism. Dan yang keempat kita memerlukan identitas konstitusional yakni Pancasila. Pancasila adalah referensi tertinggi yang mempersatukan kita Indonesia. Inilah empat prinsip kita pegang dalam NKRI, Pluralism, Inklusif, Universalism dan Identity Konstitusi, ucapnya. Usai pemaparan beliau dilanjtkan dengan sessi tanya jawab.

Foto Bersama Prof.Dr. Jimly Asshiddiqie dengan Peserta Millennial Lutheran

Kegiatan juga dilanjutkan dengan sessi berikut yakni oleh Bapak Pdt Dr John Simorangkir dan Ibu Pdt Basa Hutabarat, M.Min   dengan topik ‘ Here I Stand’ – Luther Muda on the Move ( Lutheranisme ). Kedua narasumber memaparkan tekanan akan pentingnya sikap iman yang lutheran dalam sejarah dan bagaimana aksi masa kini dalam menerjemahkan pergerakan perjalanan kehidupan iman sebagai warga gereja yang lutheran ke depan.

 

Pdt Dr John Simorangkir ( GKPI ) Dan Pdt Basa Hutabarat, M.Min ( Sek.Ek. KN-LWF ) memaparkan Sessi Panel I dan Moderator Sdri. Donna

Sessi demi sessi diberikan kesempatan tanya jawab dan peserta antusias mendalam pemaparan tersebut. Kegiatan pembukaan dan sessi demi sessi berjalan dengan baik dan diisi dengan makan siang dan snack. Acara satu hari tersebut diakhiri dengan ibadah malam. Acara dilanjutkan di esok harinya dengan sessi yang berbeda dan menarik. Peserta yang hadir ada 50 orang dari 13 denominasi gereja. Sessi demi sessi di moderasi oleh Bapak Fernando Sihotang, MA, Sdri. Donna dan Pdt Sihotang ( Kadep Koinonia HKI ). ( 01/pdtls )

 

Peserta Konsultasi Millenial Lutheran

 

Peserta Millenial Lutheran

About Distrik Deboskab

Website resmi HKBP Distrik XXVIII DEBOSKAB (Depok - Bogor - Sukabumi - Kalimantan Barat)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.