Wawancara Khusus Pandangan Jemaat HKBP Ir. JB Siringoringo Terkait Pembangunan Pariwisata Kawasan Destinasi Danau Toba
![](https://i0.wp.com/hkbpdistrik28deboskab.org/wp-content/uploads/2019/05/20190511_172309.jpg?resize=512%2C384&ssl=1)
Bapak Ir. JB Siringoringo ( kiri ) saat di wawancara Pdt Ligat Simbolon, STh pada perjumpaan kreatif di Camridge -Medan, Sabtu 11 Mei 2019
Pada Hari Sabtu, 11 Mei 2019 yang lalu saya Pdt.Ligat Simbolon, STh selaku narahubung Website HKBP Distrik XXVIII Deboskab ( Depok, Bogor, Sukabumi dan Kalimantan Barat ) berjumpa dengan seorang jemaat HKBP sebagai salah satu tokoh di HKBP Medan Jln. Jend.Sudirman Medan dengan senang hati beliau saya wawancara i seputar pandangan beliau terkait destinasi kawasan Danau Toba yang terus digalakkan pemerintah. Kami berjumpa di Cafe Coffee Crowd Camridge lantai 2 Medan Jln. Letjend. S.Parman Medan. Kami berjumpa dengan suasana sukacita oleh karena tahun-tahun sebelumnya saya sendiri pernah melayani di HKBP Medan Sudirman.
![](https://i0.wp.com/hkbpdistrik28deboskab.org/wp-content/uploads/2019/05/IMG-20190527-WA0013.jpg?resize=384%2C512&ssl=1)
Perjumpaan Kreatif bersama beberapa Tokoh Jemaat HKBP di Medan diantaranya Bapak Ir. JB Siringoringo, Bapak Ir JP Hutagalung ( , Bapak St. Rudyanto Simanjuntak, SH, MH ( Anggota Parhalado HKBP Medan Sudirman ), Bapak St Jonter Situmorang, STh (Anggota MPS HKBP Distrik X Medan Aceh ) dan Narahubung Website HKBP Distrik XXVIII Deboskab, Bapak Pdt Ligat Simbolon, STh di Camridge-Medan, Sabtu 11 Mei 2019
Kami berjumpa dengan beliau dan juga bersama-sama hadir juga Bapak .JP Hutagalung, Bapak St.Rudyanto Simanjuntak, SH, MH, Bapak St. Jonter Situmorang, STh, dan dengan Bapak Raja Pangihutan Sirait pada keesokan harinya Minggu sore, 12 Mei 2019 sembari makan bersama di tempat yang sama. Perjumpaan kreatif ini saya manfaatkan mewawancara i beliau dengan tujuan judul di atas. Saya menulis rangkuman pandangan Bapak Ir. JB Siringoringo terkait desnitasi Danau Toba dan telah disetujui oleh beliau. Semoga tulisan ini memberi sumbangan pemikiran bagi warga gereja atau para pelayan HKBP dan bagi pemerintah.
![](https://i0.wp.com/hkbpdistrik28deboskab.org/wp-content/uploads/2019/05/IMG-20190512-WA0014.jpg?resize=512%2C384&ssl=1)
Saat Makan Bersama dengan Tokoh Jemaat HKBP Medan Sudirman, Bapak Ir.JB Siringoringo, Bapak Raja Pangihutan Sirait, Bapak St.Rudyanto Simanjuntak, SH, MH, Minggu siang, 12 Mei 2019 di RM.Nelayan Camridge-Medan
Bapak Ir. JB Siringoringo memberi pandangan bahwa warga masyarakat dan warga gereja patut bersyukur dan berterimakasih pada pemerintah sekarang ini dalam memajukan pembangunan daerah kawasan pariwisata destinasi Danau Toba untuk ke depannya. Hal ini menjadi kesempatan emas bagi warga masyarakat merespons program pemerintah dalam mendukung kemajuan daerah ke depan. Sekarang bagaimana respon warga masyarakat yang bermukim disekitar daerah kawasan Danau Toba terhadap pembangunan dalam rangka memajukan destinasi pariwisata bertaraf internasional.
Tentunya terutama ini harus didukung oleh yang bermukim di kawasan tersebut menyikapinya dengan positif. Jadi artinya dari segi kepercayaan yang selama ini kita yakini khususnya warga batak seluruhya yang beragama Kristen Protestan dan Katholik serta lainnya yang diwadahi oleh gereja-gereja, khususnya terkait pada Gereja HKBP yang menjadi wadah basisnya. Dalam rangka itu barangkali harus ada kegiatan pastoral kepada warga jemaat HKBP disana sehingga matching ( sesuai ) antara program pemerintah dalam program pariwisata dengan keyakinan/kepercayaan dia (tiap anggota jemaat) sehingga dia tidak ragu-ragu untuk mengembangkan ini bahkan dia tidak ragu-ragu menyerahkan “lahannya pun” dalam rangka pembangunan, karena dia sudah yakin karena pastoral dari Gereja yakni HKBP memasuki hal itu.
Pelayanan terkait hal itulah yang selama ini mungkin kurang dari segi pelayanan pastoral dari gereja HKBP, yang seolah-olah yang di imej atau yang dipikiran mereka itu yang di kawasan destinate bahwa kalau ada pembangunan mereka merasa tersisihkan dan terpinggirkan. Nah, dalam konteks inilah harus masuk pola pastoral dari gereja kepada warga jemaat, sehingga pembangunan itu justru meningkatkan iman sekaligus pendapatan ekonomi masayarakat yang bermukim disitu. Upaya-upaya penolakan masyarakat terhadap pembangunan dalam rangka memajukan kawasan Danau Toba ini harus disikapi lebih inten dari segi iman. Untuk itulah diperlukan pastoral dari pelayan-pelayan HKBP kepada jemaat-jemaat. Hal ini masih sangat kurang strategi gereja HKBP menjemaatkannya. Artinya sentuhan dari gereja diperlukan untuk menambah pengetahuan masyarakat dalam rangka pengembangan Danau Toba sebagai destinasi internasional yang padahal sebetulnya jemaat-jemaat yang konon beragama Kristen Protestan dominan disana sangat berpengaruh, yang sesungguhnya diharapkan lebih dapat memberikan ide-ide kepada pemerintah.
Terkait kesenjangan ekonomi yang ada di masyarakat ada kesan seolah-olah ada program pemerintah yang tidak nyambung visi-misi dari gereja HKBP. Untuk itu sebaiknya sebelum program pemerintah dilaksanakan sebaiknya gereja-gereja yang ada disekitar kawasan itu diundang oleh pemerintah supaya nantinya satu visi dengan masyarakat. Artinya ada satu perspektif bahwa program pemerintah dalam rangka lingkungan dan pembangunan pariwisata terpadu di kawasan Danau Toba itu ada langkah-langkahnya yang siap untuk bersama-sama saling mendukung satu sama lain. Nah, langkah-langkah itu harus dijelaskan kepada warga masyarakat dan pimpinan HKBP dan semua perangkatnya sampai ke bawah atau ke jemaat-jemaat. Sehingga ketika program ini dijalankan maka tidak ada lagi penolakan-penolakan dari masyarakat, karena sudah sama terhadap apa yang disuarakan oleh HKBP. Nah, dilapangan selama ini kurang dilaksanakan. Barangkali dari gereja HKBP perlu dan bisa disuarakan dari pelayanan khotbah-khotbah atau pada pelayanan lainnya. Sehingga ketika program pemerintah dijalankan maka sudah sejalan dengan pelayanan gereja. Dan bila ada program yang kurang pas menurut gereja, maka bisa disinergikan lagi hingga sesuai dengan program pemerintah dan gereja.
Dan bila dikaitkan dengan Taon Parasinirohaon yang ditetapkan oleh HKBP tentunya ada hubungan bahwa tidak semata-mata parasiroha kepada yang miskin, tetapi bagaimana jemaat HKBP khususnya yang dari jemaat sebagai anggota legislatif juga berjuang pada tugas dan posisinya masing-masing tulus iklas membangun pemberdayaan warga di dapil kawasan destinasi Danau Toba ini. Harapan saya sebagai jemaat dan teman-teman yang hadir dalam perjumpaan kita ini kiranya HKBP dapat bersinergi dengan pemerintah bersama warga masyarakat memajukan daerah kawasan Danau Toba ini dengan lebih baik lagi ke depan. Dan pemerintah terus berupaya membangun pembangunan untuk kesejahteraan rakyatnya, demikian ucap Pak JB Siringoringo menutup wawancara ini.
Lampiran data singkat Bapak Ir. JB Siringoringo beristrikan Boru Sinaga. Beralamat di Perumahan Tasbi Medan. Mantan Kadis Kehutanan Sumut. Pelayanan di HKBP yang pernah dijalani : Ketua Umum Panitia Jubileum 100 Tahun ( 1912 -2012 ) HKBP Medan Jln. Jend. Sudirman Res. Medan pada Tahun 2012, Ketua Panitia Parheheon Ama HKBP Resort Medan Sudirman Tahun 2014, Ketua Seksi Ama HKBP Medan Res. Medan periode 2014-2018, Ketua Panitia Tahun Keluarga HKBP Distrik X Medan-Aceh Tahun 2016, Anggota Pengurus Yayasan Kesehatan HKBP Tahun 2018, Wakil Ketua Badan Pemulihan Asset HKBP 2018, dan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat ( DPP ) Parsadaan Situmorang Sipitu Ama dohot Boruna (PSSAB) Periode2014-2019.